Sebuah Cerpen yang tak pantas dibaca dari Nurwidya Yuliastini
ini diaaaaa...........................
ini diaaaaa...........................
“Salam
wa rahmah yaaa.. ukhty.Terimakasih atas undangannya ya..”
Entah
sudah berapa kali aku baca ini,pesan pertama yang Mas Hafwan kirim 3 hari yang lalu melalui
akun facebookku. Dari sejak itu ia sering mengirimi ku pesan. yaa walaupun
untuk kepentingan suatu hal ,tapi entak kenapa
aku cukup senang untuk ini.
“Hafwan Kafil Halim” kubaca nama facebooknya pelan
pelan
Yaaa ..
Hafwan Kafil Halim yang berarti yang menghormati,yang bijaksana,yang mengurus anak yatim.
Bukan saja namanya yang bagus tapi memang ia seorang pria yang baik akhlaknya,sholeh
kepribadiannya, ,ia sosok pria yang aku kagumi dulu dan mungkin sampai saat ini. Eitsss , bukan aku
saja sepertinya banyak akhwat yang menyukai kepribadiannya. Sayangnya dulu bertegur sapa
sekalipun aku tak pernah, aku hanya mengaguminya dari jauh. Aku tau dia suka
berangkat kuliah pukul berapa, shalat magrib berjamaah di mesjid, aku tau baju
yang sering ia pakai, entahlah apa namanya perasaanku ini.
Aku
sangat heran setelah 3 tahun yang lalu ia pindah dari desa ini ia mengirimiku
pesan, aku tau itu hanya ucapan terimakasih atas undangan pengajian dariku
selaku seksi humas di ikatan remaja mesjid jami alikhlas ini.Tapi, yang membuat
aku heran itu kenapa dia bisa tau nama
facebookku , kenapa bisa berteman denganku di facebook sejak 3 tahun yang
lalu,dan kenapa ia tidak mengirimi pesan ke anggota yang lain atau Ke Mas Agus
yang lebih berhak karena ia ketua dari IRMA AlIkhlas ini sendiri dan ia juga
kerabat dekatnya Mas Hafwan.
“Ah
sudahlah,jangan pikirkan itu…” bisiku dalam hati sambil senyum senyum sendiri.
Tiba
tiba suara notifikasi pesan masuk berbunyi,
“ukhty…Aku
senang melihat status statusmu di Facebook,Keep Istiqomah yaa ukhty ” kata Mas
furqan melalui pesan facebooknya.
“Terimakasih
khy, do’akan “ jawabku ,15
menit kemudian dia membalas lagi pesanku.
“Ukhty
pasti tau.. dalam Islam tidak mengenal
pacaran, Rasulullah pun tidak mencontohkan hal itu. , bagaimana menurutmu
ukht?“ tanyanya
“Ya,
saya setuju khy dalam Islam hanya mengenal Ta’aruf,khitbah,sama
ijabkabul…lalu?” jawabku sambil terheran heran apa maksud dari pertanyaanya.
Tak lama setelah aku balas,suara
notif kembali berbunyi.
“Alhamdulillah
kalau tau, afwan kalo saya selama ini sering chat semoga tidak menjadi fitnah “
“Iya khy,amin
“ singkatku.
“Sungguh memusingkan pesan yang ia kirimkan
padaku ini tiba tiba bertanya mengenai tanggapanku tentang
pacaran,kemudian,meminta maaf lalu apalagi setelah aku balas barusan?”Celotehku dalam hati
Setelah
3 menit,5 menit,10,sampai satu jam dan berjamjam aku tunggu notif pesan masuk
darinya ternyata tak ada.
“Yaaa…
sudahlah jangan ngarep… dia gak akan balas lagi pesanku.. atau bahkan dia tak
akan mengirimiku pesan lagi” lagi lagi ocehku dalam hati
Tiba
tiba nurfa temenku tercinta dateng dengan kebiasaan buruknya masuk kamar orang
tanpa ketuk pintu atau ngucapin salam. Yahhh ia memang sudah terlalu akut
dengan kebiasaan buruknya itu.
“Hay,ra
lagi apa sih anteng banget mantengin laptop bututmu itu ?” Tanyanya dengan
wajah tak bersalah khas anak tk.
“Kamu
kebiasaan deh fa, Tiap masuk kamarku tau tau ada dibelakang, gak ngucapin
salam, gak ketuk pintu..haduhhh Rafifa..
Rafifa..“ jelasku dengan nada sedikit kesal.
“Apa
sih Asma Humairah Zahra ….yang cantik jelita,rajin menabung,dan tidak sombong ?
kamu jangan marah donggg yaaa aku Cuma
lupaaa hehehe”
“Lupa
itu kadang kadang bukannya selalu, kalau selalu namanya pikun faaaa”
“Iya
iya , kamu lagi apa sih? “tanyanya lagi mengganti topik pembicaraan.
“Faaaaaa…..?
kamu tau gak Mas Hafwan?
anaknya Ustadz Umar ?” Tanyaku
“Ohhh
aku tau kenapa emang…eh ehe eh tunggu Mas Hafwan Yang…?” tanyanya sambil senyum senyum padaku.
Kurasa
pertanyaannya itu tak perlu aku jawab. Dia cukup tau tentang hal itu,bahkan
hampir banyak hal dalam hidupku dia tau.
“Emmm
iya…” jawabku sambil tersenyum membalas.
“Terus
terus gimana?”
“Yaaaaa…dia
chat aku
di facebook,cuma ngucapin trimakasih sih,itu juga 3 hari yang lalu.”
Jelasku.
“Terus,
masa itu ajah” tanyanya penasaran.
Aku terdiam sejenak,kurasa aku tak perlu menceritakan pesan pesan
sesudahnya.
“Yaaa…itu ajah tapi aneh gak
sih kok bisa tau facebooku,terus pas diliat kita udah 3 tahunan lebih menjalin
pertemanan di facebook. Padahal aku gak inget,Aneh kan ? padahal dulu pas dia masih disini kamu tau
kan gimana? Negur ajah gak pernah apalagi nanya”
“Yaudah
lah ra jangan terlalu dipikirkan mungkin sudah jalannya seperti ini,tapi cukup
ikut bahagia deh semoga dia punya maksud ya,selain silaturahmi” katanya sambil tersenyum.
“apaan
sih fa,, tapi amiin deh,ohh iya yuk kemesjid sekarang ada rapat Irma kan fa”
kataku sambil menutup laptopku lalu pergi.
***
Hari
mulai sore,Alhamdlillah
akhirnya Rapat IRMA selesai sebelum Magrib. Semua akhwat pulang kerumahnya
masih masing sedangkan ikhwan ada yang menunggu di madrasah untuk shalat magrib
berjamaah.
“Alhamdulillh…”kataku sambil
menyimpan berkas hasil rapat diatas meja belajarku. Tak lama setelahnya aku
membuka kembali laptop ku,lalu kunyalakan modem,setelah itu aku langsung buka
laman facebooku.
Sekarang
sekarang ini aku sering buka facebook,habis shalat buka facebook,sebelum shalat
buka facebook,udah ngaji buka facebook,mau ngaji buka facebook,beres makan buka
facebook ,sebelum tidur buka facebook, bukan apapa aku buka facebook bukan untuk Update status atau like sana like sini tapi tidak
lain hanya untuk melihat apa ada pesan
masuk atau tidak *ngarep, ya kurasa seperti itu…rasanya ingin sekali tiap hari
ada hal penting dengannya, entah hal apa yang penting dia bisa mengirimiku
pesan.
Ternyata
benar, ada pesan masuk .
“Assalamu’alaikum..ukht
mohon sampaikan maaf ku pada teman teman disana sepertinya besok lusa ana tidak bisa hadir menghadiri
undangan pengajian remaja mesjid di Alikhlas,tibatiba ada urgent yang tidak
bisa saya sampaikan jelasnya,Mohon maaf ukht Insya Allah semoga lain waktu ana
bisa bersilaturahim kesana “
“Wa’alaikumsalam
khy, maaf baru sempat saya balas pesannya,InsyaAllah permohonan maafnya saya
sampaikan. Semoga segala urusan akhy Hafwan
dilancarkan.”
Beberapa
detik setelah saya balas dia membalasnya.
“Iya ukht,Jazakallahu khair atas
do’anya “
“Waiyyakum
khy “
***
Acara
pengajian antar remaja mesjid telah
terlaksana,dan Alhamdulillah Lancar. Aku
senang dengan adanya majelis majelis ta’lim seperti ini apalagi khusus untuk
kaum muda seperti aku ini. Aku bersyukur karena telah menjadi
salah satu makhluk Allah yang masih
diberi nikmat beribadah yang lebih dari Nya. Kalau melihat ke belakang atau kanan kiri
masih banyak remaja remaja yang sudah Allah cabut kenikmatan beribadahnya,
mereka tak pernah singgah kemesjid,malas sekolah, apalagi shalat lima waktu dsb
Naudzubillah.
“Hmmmmm,ngapain
yaa?”tanyaku pada diri sendiri sambil duduk manis diatas meja belajar dengan
laptop terbuka di depanku.
“Hafwan,ya Mas Hafwan.” Kataku seketika dalam hati.
Sebenarnya
setelah pesan terakhirnya 3 hari yang lalu tidak ada lagi pesan masuk di Mas Hafwan.sepertinya ada yang aneh dengan
perasaanku ini mungkin Kalau
kata anak gaul sekarang aku galau,gegana atau
apalah itu. Aku mengalami itu semua dan sikap itu rasanya berlebihan. Sampai
suatu saat saking inginnya aku dikirimi ia pesan,aku kirim dia pesan melalui sort message service dengan menshare
semua orang terutama dia tentang pesan pesan berbau dakwah memang dibalas tapi
hanya 1 balasan saja setelahnya tak ada,Itu hal bagus,tapi aku sendiri
menyadari bahwa niatku beda,rasanya
ini bukan aku,bukan Asma Humairah Zahra yang aku kenal sebelumnya.
“Sudahlah,.mending
liat yang lain, apa yaaa…” tanyaku pada diri sendiri sambil menggerakan kursor mouse melihat beranda facebooku,sampai akhirnya aku berhenti di
salah satu status temanku, Nama
facebooknya Rembulan Perak dia seorang penulis produktif yang cukup bagus menurutku,ia
sudah menghasilkan banyak karya,bisa dibilang aku followersnya.
Kali ini statusnya cukup ngena kehati aku,terutama bagian tengah isi
statusnya, kira kira seperti ini “……JANGAN LIBATKAN AMALAN UNTUK MENGALIBIKAN
PERASAAN…” .
“Astaghfirullah….Ya
Allah Hamba macam apa aku ini,Apa yang telah aku lakukan kemarin ? Ya Allah semoga Engkau memaafkan segala
kekhilafanku ini.” Kataku dengan mata berkaca kaca menahan rasa kesal dan
malu pada diri sendiri.
Sebenarnya
aku yang bilang sendiri kan dalam ISLAM tidak ada yang namanya
pacaraan,pdktan,htsan cinlokan atau bahasa bahasa yang anak remaja gaul bikin
sekarang sekarang ini. Aku
tau bahwa yang aku lakukan ini perbuatan yang memberi peluang ke hal hal diatas
tadi,dan itu berarti mendekati Jinnah. Dan aku tau Allah sangat membencinya.
Sepertinya,kemarin Virus
merah Jambu telah menyerangku. Setelah puas aku memcanya aku langsung mengeluarkan akun
facebooku,lalu aku ambil wudhu kemudian shalat.
***
“Astaghfirullah…..maafkan
hambamu ini” kataku dalam
hati tak henti memohon.
Aku
harus yakin jodohku sudah Allah tulis di LauhMahfudz,dan itu sudah ketentuan
Allah,aku jadi ingat kata kata motivasi dari sebuah buku yang pernah aku baca “ karena berharap hanya pantas
pada sang pemberi nafas,dan karna berharap hanya pantas pada sang pengatur
Detak jantung. “ Aku tak pantas berharap kepada
seorang makhluk.Aku tak harus melakukan hal hal yang kemarin aku lakukan kalau Mas Hafwan memang serius padaku dia akan menghalalkanku
dengan maharnya. Jika dia bukan jodohku
aku harus yakin bukan dia yang terbaik untukku.dan aku tak perlu berharap lebih.
“Ya
Allah…Anugrahkanlah kepadaku CintaMu,dan cinta dari seseorang yang mencintaiMu
lewat keshalehannya yang akan mendekatkanku denganMu.Amiin Ya Allah Ya Rabbal
‘alamiin “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar