“Jika hanya paras yang kamu cari maka
yang akan pertama kali angkat kaki itu adalah aku, tapi beruntungnya kamu
berbeda dengan yang lain – Husnudzon”
PM
darinya menutup sudah percakapan kita malam itu via bbm, usai wudlu entah
kapan aku memulai tidur, sadar sadar pukul 04:00 tepat adzan awal subuh. bukan hendak mengambil wudlu malah ingat
handphone dan ternyata layarnya masih tetap seperti malam di account bbm nya
mas Tsaqib.
“Ahh dunya. Sudahlah Fiqah bangunnnnn!!!!” teriaku dalam hati
sambil hendak mengambil wudlu untuk tadarus sambil nunggu subuh.
Subuh ini sangat dingin,mungkin mulai halodo kalo kata Emak, ya Emak dialah
yang paling dekat denganku selain 4 temanku di kampus. Subuh hari semua
pekerjaan sudah terselesaikan olehnya,mulai dari cuci pakaian,beres beres rumah,dan
menyiapkan sarapan. Jadi,usai subuh dan tadarus jam 06.00 pagi keluarga kami
sudah terbiasa sarapan nyubuh. Tak heran jika aku terbiasa hidup disiplin ya
karna Emakku.
Usai subuh, setelah beres sarapan aku
lihat Emak sedang duduk santai melihat poto Abah di tangannya, Romantic.begitu dalam pikiranku
seketika. Romantis menurut filosofi ku ya salah satunya seperti apa yang
dilakukan Emak, merindukan seseorang yang sudah pasti Halal untuknya.
“Mak, kadang rindu itu jahat ya ?”
ucapku memulai percakapan.
“Iya … Afiqah,kelak kau pasti akan merasakannya, ditinggal kerja
oleh suamimu nanti atau sekarang kau sedang merasakannya?” kata Emak sambil
mengusap rambutku.
“Apa sih Mak….itu hal tabu bagi fiqah
mak jika merindukan yang belum halal untuk Fiqah rindukan”
“Kau hebat nak, bisa menjaga nafsumu…”
“Tapi Mak, kadang Fiqah berlaku
seperti yang Emak katakan… “
“O yah ? Siapa yang Kau rindukan?”
“ Namanya Tsaqib Iklil Kamil Mak, aku
lama mengagumi pria shaleh itu,sekarang ia sedang Studi S1 Tafsir di Turki”
“Masya Allah… kapan kau mulai
mengagumi anak shaleh itu?”
“Sudah lama Mak, tapi Fiqah baru
berani sekarang mengatakannya pada Mak, Fiqah tak tau benar bagaimana ia pada
Fiqah Mak tapi sikapnya yang menurut Fiqah punya maksud khusus, ia tau betul bagaimana
ia menjaga sikap ia tak sering
menanyakan kabar atau berkomunikasi via Media Sosial tapi sesekali ia selalu
memulai pembicaran Mak,menanyakan Kabar berbagi cerita dan sebaginya, Fiqah tak
tau harus bagaimana Mak.”
“ Oh… rupanya anak satu satunya Emak
ini sedang Kasmaran yaa.. Kau sudah mau masuk 20 tahun nak,sudah cukup kau
untuk berpasangan,boleh saja kau berkhalwat asal tau ketentuannya, jangan
sampai menghabiskan waktumu dengan bercakap cakap, karna biasanya kalau sudah
berdua dengan pria yang disukai dunia terasa milik kalian berdua, bertindaklah
bagaimana Kau sebagai akhwat bertindak, Kalau bisa hindari melakukan perakapan
yang tak penting yaa, bukan apa apa,tapi Emak sayang kau, Emak takut kau
terlalu Jatuh , jangan terlalu dan kalau bisa jangan sampai kau berharap pada
selain Pemberi Harapan,Gantungkan harapanmu hanya pada Allah semata.”nasihat
emak jelas.
“iya Mak… do’akan Fiqah agar tak
sampai mengharapkan yang tak pasti.” Jawabku mengerti.
Percakapan Emak dan aku bersambung pagi
hari itu,Nasihat emak sudah cukup jelas untukku. Intinya ya jangan berharap.
Ini memang fitrah manusia Jatuh Cinta
tapi kita sebagai Hamba Allah yang senantiasa mencari Ridho Allah harusnya
slalu berusaha menyandarkan segala hal hanya pada Nya.
Jika memang ia benar bermaksud untuk
menghalalkan seperti yang terlintas di pikiranku ia tau betul apa yang harus ia
lakukan. Aku yakin ia bukan seperti pria pada umumnya,ia bahkan pernah
mengirimkan sebuah broadcast “Bila engkau
lelaki engkau harus tahu arah saat melangkah, bila engkau perempuan seharusnya
tahu bagaimana bertingkah. Dan Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan
wanita,Dia melindungi dengan menundukan pandangan atau mengambilnya dengan
pernikahan”. Dan akupun InsyaAllah memahami itu.
Jadi…. Nantikanlah dia dibatas waktu,
sibuk sibukanlah diri dengan memantaskan diri dan mantapkan hati,Afiqah Huwaidaaaaaa…..
~
The end