Pagi itu, kamu hanya menampakkan
senyum sinismu. Tertawamu tak sedikitpun menyiratkan keceriaan. Aku tau kamu
tengah terpuruk dengan dirimu sendiri. Tapi kamu berusaha menyembunyikannya
dari banyak manusia. Mungkin ada beberapa juga yang menyadarinya, termasuk aku.
Memang bukan satu-satunya, tapi
menajdi salah satu yang memahamimu adalah bumerang bagi diriku sendiri.
Bagaimana tidak?
Aku takut terlalu berlebihan. Menjadi
teman baik menurutku tak nyaman, jika posisinya aku perempuan dan kamu
laki-laki. Dan diantara kita sudah ada perasaan lain selain pertemanan.
Sesekali kau juga menyalahkan diriku
sendiri. Kenapa harus meletakkan perasaan yang kurang tepat pada teman sendiri.
Menjadi bumerang bagi diriku sendiri.
Ah, aku keliru lagi dan lagi. Aku
jadi merasa serba salah. Terlebih saat kamu berada diposisi seperti ini. Sesederhana
menghiburmu adalah sebuah kekeliruan, jika itu terjadi padaku.
Ah aku bisa saja dengan mudah
terang-terangan menyatakan mengekspresikan perasaanku. Tapi banyak hal yang
belum ku persiapkan. Semacam kehilangan seorang teman, dan sebuah penolakan.
Aku si pengabdi arti pertemanan,
kehilangan satu teman bagiku kehilangan banyak harta. Terlebih teman yang ku
maksud adalah kamu. Orang yang... ah sudahalah. Aku tak ingin mendefinisikan mu
lebih jauh.
Nyaliku hanya sebatas mendoakamu,
kamu yang kerap menjadi alasan banyak orang tertawa bahagia, mudah-mudahan
Allah senantiasa meberikan kebahagaiaan padamu.
Jumat pagi, desember hari ke 28
joya shoes 413n8zkyau811 afslappet,STØVLER,STÖVLAR,csizma,botas,gewoontjes,camminando,mode baskets,gehen,stiefel joya shoes 323u5rajmy247
BalasHapus