Sungguh aku bersyukur kepada
tuhan
yang agung atas pertemuan
indah
yang sungguh sangat
mengesankan
Itu potongan
lirik yang teman ana ciptakan,judulnya “Satu Bulan Singkat” ah denger lagu ini
tiba tiba ana ingat Satu Hari Singkat bersama mas Hafwan.iyaaaa,Mas Hafwan yang usai pesan
pertama itu, kita berlanjut chat lalu
Lost Contact lalu terhubung lagi dan sampai akhirnya bertemu sesingkat
singkatnya sehari penuh,di atap yang sama. Ah,mengesankan.
**
Pagi
ini mentari menyambut hari dengan semangat, anganku terbang seakan sedang
menikmati alunan angin yang berhembus kuat,hatiku seakan mengerti suasana alam
yang begitu cerah. Aku berjalan menuju tempat kerja,ditemani melodi siulan
burung yang menyempurnakan cerahku dipagi ini.“ Ahh alam, Fabiayyi alaa
irabbikuma tukadzibaan ???” lirihku dalam hati sambil senyum mesem mesem
sendiri.
“ Ka
umaaaaa,bentarrrrr !!!” Fira berhenti didepan ana,seakan meng-cut semua drama
yang sedang ana buat.
“Ini…. Mas
Hafwan Minta pin BB kaka.” Katanya dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
“Mas Hafwan
Mana ?”
“Ustadz
Umar,Ustadz Umar, kakanya Alesha”
“Masaaaa?” deg,dalam
hati ana bicara “Ya Allah….. drama apa lagi ini?”
“Fira kasih
aja.” kataku pendek tak ingin bicara apapun, “Kaka duluan ya Fir,jangan bilang
apapun sama Mas Hafwan,kasih aja Pin nya, jangan ditambahin kata kata apapun.”
Entah
apa yang Fira fikirkan,setelah ana beranjak meninggalkannya dalam kebingungan,
dan anapun gak tau bagaimana Mas Hafwan bisa Minta Pin ana,oh iya Alesha. Bisa saja
lewat Alesha adiknya Mas Hafwan temannya Fira. Tapi untu apa,kok sampe sampe
minta pin ana,ada keprluan apa? Apakah do’a ana dijawab Allah?.ah petanyaan
pertanyaan itu, Oke lupakan Ra.
***
Malam
itu, setelah paginya Fira yang nyampein permintaannya Mas Hafwan ke ana,ana
cukup gak tenang. Rasa, ya rasa itu seperti ini, kutipan puisi dari Jingga…
Rasa tak seperti debu
Yang mudah melebur terbawa angin,
Tak seperti air
Yang mudah mengalir terbawa arus
Dan tak seperti hujan
Yang mudah menghanyutkan
Ana
pikir benar,Rasa itu. Setahun yang lalu masih statis disini, walau banyak angin
yang ingin menghembuskan,air yang sengaja lewat mengalir,atau bahkan debu yang
setiap saat berkelebat melewat,rasa ini masih tetap ada,walau ada beberapa hati
yang ingin coba masuk,rasa ini tetap ada.
*tring*
Undangan kontak baru
Hafwan Kafil Halim
Ana
baca notif itu berkali kali, “Ya Allah…. Benarkah?” Ana menjerit dalam hati. Tak
lama setelah ana acc ,dia langsung Chat “Assalamu’alaikum ukh,bagaimana
kabarnya?afwan sebelumnya ana ganggu,ana ingin menjelaskan ana remove anti di
FB, pas ana pulang ke pondok,ana ketauan Murabbi sering chat dengan anti dan
ana dapat hukuman,mungkin memang kita tidak merasakan melakukan hal yang tidak
baik, tapi Afwan memang benar ana takut terjadi fitnah, apa yang telah ana katakana
dulu sama anti, jadi ana terpaksa remove.”
“Hah???? Ini bener
mas Hafwan Humairaaaa,Wake Up” ana bicara sendiri. “Ah,ra kok mas Hafwan tiba
tiba Chatnya kaya gini, padahal kan,belum tentu juga ana mikirin hal itu,ah
syudahlah” ana masih bicara sendiri dan bingung gak tau mau balas apa, jujur
rasanya Malam itu seperti dikasih bintang yang susah keluar dari kegelapan dan tiba
tiba cahayanya masuk,seakan celahnya terbuka kembali.
Ana mulai mengetik….
“Wa’alaikum salam,Mas. Alhmdulillah ana sehat.Masalah itu, tenang saja ana
tidak mempermasalahkannya, lagi pula antum sedang proses 30 Juz kan? Apa yang
Murabbi antum katakana apapun itu pasti yang terbaik, untuk menjaga hafalan
antum juga khy,bisa saja dengan keseringan Chat Hafalannya menghilang,hehe.dari
kejadian itu sudah 2 tahun ya khy ? Alhamdulillah ternyata Allah masih memberi
jalan silaturahim. Oo iya Mas Apa Kabar? Bagimana dengan Hafalannya? Ana masih
diam di juz 30 hehehe, Alhamdulillah ana udah mulai belajar berbagi ilmu di
sebuah madrasah, doakan yaa , mudah mudahan dalam proses ini,Allah berkahi dan menghasilkan
sesuatu yang baik.”
Beberapa detik setelah ana balas chatnya,ia balas lagi,katanya sekarang ia sedang proses
juz 16. MashaAllah,dalam hati ana bilang gini “Ya Allah…dikasih Mahar 5 Juz
saja ana mau”.stop. ra stopped!!! Mulai dari chatan itu lagi, kita selalu
saling tukar cerita lagi eitsss maksudnya suka tapi tidak selalu,dia yang
selalu mulai menyapa,dan ana tahu percis
kapan waktu ia free di pondok, kalau tak kamis Malam, Jumat siang sampe Sore ia
pasti menanyakan kabar, atau sekedar iseng Chat,ana gak begitu terlalu
mengharapkannya, hanya saja ana merasakan Ketika ana dekat dengannya,atau
sekedar Chat,Allah dan SyurgaNya terasa lebih dekat.
***
Sore
ini gerimis menyapa membawa petir nan menggelegar, sedang angin berhembus tak karuan
berkeliaran tak bertujuan ,maksud hati menghampiri awan,namun raga tak mampu
dengan sunyinya senja,apalagi mengikuti hujan,tak kuat mendengar teriak
gemerciknya. Hujan ya sore ini sedang Hujan,tapi luarbiasanya Hati ana saat ini
gak segerimis hujan di sore ini. Kabar dari Mas Hafwan yang akan pulang dari
pondok,cukup membuat ana berdebar debar,padahal sedikitpun ana tak yakin dengan
pulangnya ia,kita bisa bertemu lagi usai pertemuan tragedy pesan pertama dua
tahun yang lalu itu.
*tring* tiba tiba ada pesan masuk, “Assalamu’alaikum
ukht. Katanya besok di AlIkhlas ada training? Ana sama teman teman InsyaAllah
kesana,terimakasih undangannya J
“
“Terimakasih
Undangannya”, ahhh ana rasanya seperti terbawa lagi ke tragedy pesan pertama
itu, perciss kata katanya. Sebelumnya ana belum tahu bahwa Mas Hafwan sudah
Sampai rumah. Ana tak menghiraukannya,tapi…. “Siapa ya, yang ngirim Undangan ke….?”
“Ke Ustadz
Umar?Fira yang kirim ka,Alesha yang minta,jadi ana kirim ke remaja Mesjid nya
juga” celetuk fira mengagetkan.
“Ah kamu,Fir
masuk Kamar itu Salam duluuuu,eh eh tapi kaka kan blm beres bicara kamu udah
bilang gitu aja, sok tau”
“Tuh…..Fira
gak sengaja kebaca Chatannya kaka sama Mas hafwan” katanya,polos mearasa tak
berdosa, sambil nunjuk ke Smartphone ana.
Oke,mengabaikan
persoalan Fira da nana,hari “besok” telah tiba,ana mendadak sedikit ribet pilih
gamis sama khimar yang cocok,padahal Ribetnya yang ana lakukan,untuk Mas
hafwan, Acara udah dimulai Ia tak kunjung datang,
“Syudahlah…sudah
1 jam berlalu, ana rasa ia gak akan hadir,raaaaa istighfar ikut acara ini karna
Allah bukan karnaa…..”ceroscos ana dalam hati, dan belum juga selesai tiba tiba
pintu Madrsah terbuka..
“Assalamu’alaikum….”
Suara itu,ana lihat ia dengan kemeja biru kotak kotaknya tampak wibawa,dengan keringat didahinya menjadikannya tampak lebih…”Ah,Astaghfirullah”
kata ana dalam hati, sambil langsung nunduk.
Satu
atap,bukan hanya satu atap,tapi satu bari. Tepat. Ana gak ngeuh sebelumnya Mas
Hafwan duduk di depan ana walopun terhalang oleh hijab,hari itu sangatlah beda
untuk ana, selain ana merasakan bahwa Syurga itu ada,ana merasakan energy positif
yang ana miliki lebih banyak,entah kenapa.
Acara
telah selesai,ana tak berani sedikitpun untuk menghampirinya,tapi ternya Allah
bicara lain,kita berpapasan…
“Khimarnya,bagus
Ukh…istiqomah yaa,afwan ana duluan pulang,salam untuk Fira dan Umy ya,Assalamu’alaikum”
katanya cukup singkat, tapi sampai membuat ana bingung mau jawab apa
“Terimakasih,Wa’alaikumsalam”
hanya itu yang ana katakan,inginnya ana mengucapkan hati hati ya,atau apalah
sebagainya, tapi ana ingat, ana harus menjaga hati dan diri,ana ulangi JAGA
HATI DAN DIRI.
***
Hujan ..ia
selalu datang membawa cerita,senja sunyi berselimut awan gelap sambut malam
mencekam diiringi suara indah gemercik hujan,para bintang bersembunyi dibalik
langit langit yang merindukan bulan,entah dimana ia ada,mungkin malu dengan indahnya
suara gemercik hujan,atau segan bertemu sunyinya senja.
Puisi ini
benar adanya, seperti halnya malam ini, usai pertemuan itu, hujan datang bawa
ceritanya,Mas Hafwan kirim ana chat yang begitu ngena ke hati..
“Assalamu,alaikum
ukh, ana berdo’a setelah pertemuan tadi,Allah pertemukan kita lagi dalam
keadaan baik,atau dalam suatu hal yang baik. Ana pamit yaa.. besok sore ana
mendadak harus ke Pondok lagi,saling doakan yang terbaik ya, mohon jangan
tunggu chat-an dari ana, ana hanya minta do’a saja, Night,Laylatusyuruur. Afwan
lebih segarnya tdurnya wudku dulu ya ukhty”
Iya ,ana tak
tau benar maksud dari makna “jangan tunggu” yang Mas Hafwan katakana, ana tak
ingin berbesar hati, tak ingin menduga duga terlebih lagi
mengharapkan,sekalipun itu suatu yang baik, tetap saja berharap pada selain
Sang Maha Pemilik Harapan itu bukanlah keinginan ana.
Malam ini,ana,hujan
dan ceritanya ditemani Lagu Cinta Utama dari Arafah Nasheed,ana berdoa agar
semua yang terbaik Allah berikan,pada waktu yang tepat. Dan ana ulangi doanya
Mas Hafwan
“ Mudah mudahan Allah pertemukan kita lagi dalam keadaan baik atau
dalam suatu hal yang baik ”
ku lihat mentari menyambut hari
akan datang nya pagi hari ini
walaupun cinta mu indah pada manusia
cinta Allah yang utama
rasa cinta fitrah manusia
di ciptakan sang maha esa
namun carilah cinta hakiki
menjadi kan cinta abadi
akan datang nya pagi hari ini
walaupun cinta mu indah pada manusia
cinta Allah yang utama
rasa cinta fitrah manusia
di ciptakan sang maha esa
namun carilah cinta hakiki
menjadi kan cinta abadi
kamis malam,di
tengah rumah yang bercat baru
00:09 selesai
dengan ditemani dua
lagu dan juga Do'a Merdu
Read cerita
sebelumnya :
http://senyumansijingga.blogspot.co.id/2014/08/bermula-dari-pesan-pertama-oleh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar