Minggu, 28 Juni 2015

"Nasihat emak"



          “Jika hanya paras yang kamu cari maka yang akan pertama kali angkat kaki itu adalah aku, tapi beruntungnya kamu berbeda dengan yang lain – Husnudzon”
          PM darinya menutup sudah percakapan kita malam itu via bbm, usai wudlu entah kapan aku memulai tidur, sadar sadar pukul 04:00 tepat adzan awal subuh.  bukan hendak mengambil wudlu malah ingat handphone dan ternyata layarnya masih tetap seperti malam di account bbm nya mas Tsaqib.
“Ahh dunya. Sudahlah Fiqah bangunnnnn!!!!” teriaku dalam hati sambil hendak mengambil wudlu untuk tadarus sambil nunggu subuh.
          Subuh ini sangat dingin,mungkin mulai halodo kalo kata Emak, ya Emak dialah yang paling dekat denganku selain 4 temanku di kampus. Subuh hari semua pekerjaan sudah terselesaikan olehnya,mulai dari cuci pakaian,beres beres rumah,dan menyiapkan sarapan. Jadi,usai subuh dan tadarus jam 06.00 pagi keluarga kami sudah terbiasa sarapan nyubuh. Tak heran jika aku terbiasa hidup disiplin ya karna Emakku.
          Usai subuh, setelah beres sarapan aku lihat Emak sedang duduk santai melihat poto Abah di tangannya, Romantic.begitu dalam pikiranku seketika. Romantis menurut filosofi ku ya salah satunya seperti apa yang dilakukan Emak, merindukan seseorang yang sudah pasti Halal untuknya.
          “Mak, kadang rindu itu jahat ya ?” ucapku memulai percakapan.
          “Iya … Afiqah,kelak  kau pasti akan merasakannya, ditinggal kerja oleh suamimu nanti atau sekarang kau sedang merasakannya?” kata Emak sambil mengusap rambutku.
          “Apa sih Mak….itu hal tabu bagi fiqah mak jika merindukan yang belum halal untuk Fiqah rindukan”
          “Kau hebat nak, bisa menjaga nafsumu…”
          “Tapi Mak, kadang Fiqah berlaku seperti yang Emak katakan… “
          “O yah ? Siapa yang Kau rindukan?”
          “ Namanya Tsaqib Iklil Kamil Mak, aku lama mengagumi pria shaleh itu,sekarang ia sedang Studi S1 Tafsir di Turki”
          “Masya Allah… kapan kau mulai mengagumi anak shaleh itu?”
          “Sudah lama Mak, tapi Fiqah baru berani sekarang mengatakannya pada Mak, Fiqah tak tau benar bagaimana ia pada Fiqah Mak tapi sikapnya yang menurut Fiqah punya maksud khusus, ia tau betul bagaimana ia menjaga sikap ia  tak sering menanyakan kabar atau berkomunikasi via Media Sosial tapi sesekali ia selalu memulai pembicaran Mak,menanyakan Kabar berbagi cerita dan sebaginya, Fiqah tak tau harus bagaimana Mak.”
          “ Oh… rupanya anak satu satunya Emak ini sedang Kasmaran yaa.. Kau sudah mau masuk 20 tahun nak,sudah cukup kau untuk berpasangan,boleh saja kau berkhalwat asal tau ketentuannya, jangan sampai menghabiskan waktumu dengan bercakap cakap, karna biasanya kalau sudah berdua dengan pria yang disukai dunia terasa milik kalian berdua, bertindaklah bagaimana Kau sebagai akhwat bertindak, Kalau bisa hindari melakukan perakapan yang tak penting yaa, bukan apa apa,tapi Emak sayang kau, Emak takut kau terlalu Jatuh , jangan terlalu dan kalau bisa jangan sampai kau berharap pada selain Pemberi Harapan,Gantungkan harapanmu hanya pada Allah semata.”nasihat emak jelas.
          “iya Mak… do’akan Fiqah agar tak sampai mengharapkan yang tak pasti.” Jawabku mengerti.
          Percakapan Emak dan aku bersambung pagi hari itu,Nasihat emak sudah cukup jelas untukku. Intinya ya jangan berharap. Ini memang fitrah manusia Jatuh Cinta tapi kita sebagai Hamba Allah yang senantiasa mencari Ridho Allah harusnya slalu berusaha menyandarkan segala hal hanya pada Nya.
          Jika memang ia benar bermaksud untuk menghalalkan seperti yang terlintas di pikiranku ia tau betul apa yang harus ia lakukan. Aku yakin ia bukan seperti pria pada umumnya,ia bahkan pernah mengirimkan sebuah broadcast “Bila engkau lelaki engkau harus tahu arah saat melangkah, bila engkau perempuan seharusnya tahu bagaimana bertingkah. Dan Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan wanita,Dia melindungi dengan menundukan pandangan atau mengambilnya dengan pernikahan”. Dan akupun InsyaAllah memahami itu.
          Jadi…. Nantikanlah dia dibatas waktu, sibuk sibukanlah diri dengan memantaskan diri dan mantapkan hati,Afiqah Huwaidaaaaaa….. ~

The end

manis



            Sabtu sore yang sangat mendukung, selain cuacanya adeum ditambah suasana senja yang indah cocok banget diisi dengan jalan jalan sore. Senja hari sabtu ini sedang bahagia ia tak menampakan wajah murungnya dunia seperti kemarin kemarin. Pun hatinya mala yang sedang asyik berteman dengan sabtu senja juga dua temannya.
“ Hari ini kita jadi yaa ke rumah mawar  yu mal, ya ga war?”tanya  desi yag sebenarnya diacuhkan oleh mawar dan nirmala.
“ahhhh… kok gak dijawab sii? Jadi gak sih ?” tanya desi lagi sedikit meninggi.
“iya iya iya” jawab mawar dan nirmala serempak.
            Mereka berjalan bertiga menikmati sore hari ditemani senja ceria nya. Lalu lalang mobil di jalan umum dan orangorang yang berseliweran diantara mereka di pinggir jalan sepertinya tak hiraukan mereka yang asyik dengan senjanya. Memang setiap hari mereka sering pulang bersama tapi hari itu adalah awal senja ceria karna kemarin kemarin senja sedang muram.
            Di sebrang jalan terlihat seorang lelaki bisa dikatakan 2 tahun lebih tua dari mereka sedang bersepeda memakai kupluk abu yang menutup telinganya, trening panjang yang agak lebar seperti kulot kemudian ditambah headsfree yang dipasang dikedua telinganya, dari kejauhan sepertinya ia menuju ketiga sekawan itu.dan memang benar…
“Mawar …!!!! Cepet pulang kata ibu” kata laki laki tadi
“ Iya ini juga mau pulang kelles” tungkas mawar ternyata sang adik dari laki laki itu.
“ Ehhh ada Mala, jangan ngotorin rumah Ane ya “ lanjut laki laki itu pada mala.
“Ahhhhhh ka Manis, yang so manis padahal gak semanis namanya, pliiis deh biasanya juga kalau ada teman Mawar ke rumah rumah mendadak bersih kellles wleee” jawab mala sedikit nyolot sambil ngulur ngulur lidahnya iseng.
“ Eh ada Desi juga ya, Des awas tuh kawannya bikin berisik atau bikin berantakan rumah yoo?”
“iihhhhhhhh…….”Potong Mala.
“Jangan lupa War sediain sapu sama pellan buat Mala” Lanjut potong lagi laki laki itu sambil langsung melajukan lagi sepedanya kabur.
            Manis, iya dia kaka sulungnya Mawar dia dua tahun lebih tua dari Mawar, kedua temannya Mawar tau benar bagaimana Manis terutama Mala yang sangat sering recok dengan siManis ya walaupun recok candaan tapi pernah juga mereka sampai berantem saking senengnya Manis ngerecokin Mala, Manis memang sangat friendly dengan siapapun bahkan dengan adiknya saja mawar ia seperti kawan saja Mawar sering curhat pada Manis pun Manis tapi tak jarang juga mereka berantem ke Mala saja siManis berani apalagi ke adenya sendiri.
            Oh iya ada yang dilupakan, sebenarnya Desi begitu menyukai laki laki sisepeda Lovers itu ya maksudnya kakanya siMawar alias Manis. Dari dulu Desi udah ngaku ngebettt sama kaka kawanya itu sayangnya Desi gak bisa sedekat  Mala dengan Manis,Manis sudah tau benar bagaimana Desi menyukainya, tapi dengan wajah datarnya ia gak engeuh gitu bukan gak dianggap sih tapi lebih ke gak banyak dibahas.
            “Aduh si Abang ku yang paling nyebelin , tau lah kalian gimana diaaa… jangan ampe dianggep ya Mal,dia kan emang musuhmu”
            “Gak papa War , kakakmu itu gak semanis namanya harusnya bersikap manis gituuuu ke perempuan bukan malah ngajak recok aja dasar, tapi War kalem aja aku kan udah tau gimana kakamu itu , kalau kata maidany Lemah lembutlah kepadaku namun jangan terlalu memanjakanku tegurlah bila aku bersalah namun jananlah lukai hatiku” ucap Nirmala alias Mala lanjut nyanyi.
            “Malaaaakuuu… liriknya gak nyambung kelles ,emang kapan kakau memanjakanmu , iya gak Des?”
            “Des, Hello? Des kamu kenapa?” Tanya Mawar  sambil coba menyadarkan Desi yang agak melamun gitu.
            “Seneng banget sih liat Mala sama Bang Manis yang akrab gitu bahkan aku yang dari dulu berharap sama Bang Manis gak sedeket kamu Mal” ucap Desi lirih seperti tak sadar.
            “Cie….Cemburu ceritanya apa gimana? Kakaku berarti Manis beneran dings direbutin dua kawanku gituuu” ucap Mawar sedikit gak penting
            “Eissss, apaan si War aku gak akan lagi ngefans apalagi Jatuh di hati kakamu yang so manis tapi gak semanis namanya dan lagian aku gak akan juga lagi ngerebut gebetan sobat sendiri,kalem ajaaa hahaahaha aku masih tetap musuhnya Bang Manis kok ” Ringkas Mala sambil memeluk Desi menutup pembicaraan mereka karena setelah Mala bicara seperti itu mereka sudah hampir sampai dirumah Mawar.
            Although nothing imposible in this world,tapi tetap merebut seseorang yang disukai benar oleh kawannya sendiri sangat hal yang tabu bagi Nirmala, ia tak sejahat itu ,walau sebenarnya lama sebelum Desi menyukai Manis ia sudah Suka pada Manis dan jauh ketika ia mulai akrab bersama Manis tapi ketika ia sudah akrab DEsi teman dekatnya sendiri mengatakan bahwa ia menyukai Manis.
            Jauh sebelun dia mengenal cinta hidupnya  baik baik saja, tapi sekarang hidupnya  jadi rumit. Sebenarnya bukan cinta yang bikin rumit tapi kita yang membuat cinta jadi rumit. Jadi biar cinta berjalan seadanya….. jika memang takdir semuanya akan baik baik saja J.

The end
Lanjutannya bikin aja sendiri……