Sabtu, 01 Oktober 2016

Kamu dan Teka Tekimu

Sudah beberapa hari ini hujan mengguyur kotaku ini,sunyi sepi dingin sendiri tapi Hujan akan tetap romantis,jika itu masih tentang kamu,iya kamu yang dengan tega dan jahat membuat diriku ini menunggu. Aku berkata pada diriku sendiri lalu tersenyum pada setiap genangan air yang terlihat di jendela kamar.manis.
Alunan lagu Teka-Teki dari Raisa,secangkir teh hangat dan drama korea yang menunggu untuk ditonton di Laptop kesayanganku sedang berteman dengan hujan saat itu. Akupun.
Aku mulai meneguk teh hangat yang tersaji dalam sebuah gelas cantik,dan aku menikmati setiap lirik dari lagunya Raisa,aku memahami setiap kata dan aku mulai menikmatinya,dan seketika nama kamu “Zakky” ku ucapkan.
Dirimu buatku slalu penasaran
Terkadang menjauh
Terkadang buatku tersipu malu
Manisnya ucapanmu
Membuatku tak menentu
Ku tak tau Harus bagaimana
-TEKA TEKI-
Yaps,kamu “Zakky”. Lagu ini cocok buat kamu yang masih menjadi teka teki. Kadang orang seperti kamu menyenangkan untuk para penikmat teka teki. Tapi aku bukan orang seperti itu. Aku lebih senang dengan kejelasan,kepastian. Aku tak suka hal yang masih abu abu,dan kamu masih belum keliatan hitamnya.
Syudahlah,perlahan lagunya berhenti dan Teh hangatku sudah habis,aku mengemuti semua bagian bibirku yang masih ada manisnya. Tehnya masih ingin kunikmati,tapi aku bersugesti teh pada gelas yang kedua pasti akan beda rasanya,bukan pada teh saja ada beberapa hal juga yang ku sugestikan bahwa yang kedua kalinya tidak akan pernah sebaik yang kedua,seenak yang kedua,sebagus yang kedua. Emmm dan persepsiku yang lainnya. Soal ini,Aku saja yang faham. Aku pikir.
Seiring dengan Drama korea yang kuputar habis dua episode saja,hujan diluar mulai reda. Teh hangat sudah habis,drama korea yang hanya kuputar dua episode saja,dan sampai hujan yang sudah reda,kamu Bang  masiiiiih saja bolak balik dalam imajiku. Sangat mengganggu.
Aku membuka handphoneku,memutar mutar bola mataku,                                                                           dan tepat berhenti pada putaran kesekian sampailah bola mataku menatap Profil contact BBM mu,”Aku menunggu chatmu!” geramku dalam hati saat itu sambil menggigit bibir bagian bawah.
Chat yang ku kirim kemarin malam,belum juga kamu baca,sedangkan beberapa menit yang lalu kamu ganti Display Picture dan buat PM . Sikapmu yang seperti ini sangat menyebalkan.
Aku mematikan Handphoneku,kemudian aku membuka sebuah Website Favoriteku Inspirasi.co untuk menghilangkan kamu dari pikiranku sesaat. Dan kudapati sebuah cerpen yang penggalannya seperti ini,
“.......Kamu duluan yang membuat lubang untuk masuk,jangan sampai keluar dengan lubang yang berbeda. Kamu duluan yang sudah bikin prolog di cerita sendiri,demi apapun aku tak ingin meneruskan cerita yang berbeda akhirnya,alur yang kamu buat harus kamu teruskan, atau lebih bagus lagi kita teruskan,itu yang aku harapkan.
Itu kataku kepadamu waktu itu. Kamu hanya diam seperti air yang membeku,dingin dan diam,lalu akhirnya kamu mengeluarkan dua buah kata. “Doakan saja..!”
Setelah itu,semua hening dan akupun terdiam. Sungguh aku tidak memintamu untuk segera menghalalkanku kataku waktu itu. Obrolan soal ini obrolan yang sangat berat.
Kamu tak melanjutkan. Namun sehari setelahnya,kamu berkata hal yang sama ini bisa disebut berupa janji janji atau apalah itu. Aku tidak senang dengan janji itu.
Aku berkata padamu bahwa sungguh demi apapun aku tak ingin mendengar atau membaca janji apapun dan dari siapapun,aku hanya butuh pembuktian,lebih atau kurang dari itu,itu terserahmu.
Alea…..?” kamu menghentikan pembicaraan kita. “Aku mohon tunggu” lirihmu sambil beberapa detik kemudian menundukkan kepala. Dan aku berusaha faham. Lalu aku menjawabmu “Aku akan mencoba”.
“Biarkan saat ini aku yang belum mampu apapun menjadi teka tekimu,tunggu aku sampai aku menemukan puzzle ku yang lain untuk kamu lengkapi selanjutnya” tutupmu pada pembicaraan kita. .....” –sijingga-
Ah,bang kamu,masih menggangguku,dalam cerpen saja ada kamu,mmm mungkin aku saja yang sedikit berlebihan,ah maksudku sangat berlebihan,padahal tak ada kaitan nya,tapi aku kait kaitkan.
Aku menutup laptopku, dan aku membiarkan kamu dan teka teki mu ada di bagian pikiranku saat ini.


Masih tentang K A M U , Hafwan

-Aku masih mencoba mengakhiri cerita kita-


Izinkan aku pergi dulu......”
PAMIT,sebuah lagu dari Tulus dalam imajiku,kamu yang melantunkannya,ah padahal ini fiktif. Mas,iya kamu Mas Hafwan maaf aku masih menulis meneruskan  cerita ini,kurasa cerita kemarin menggantung,dan aku masih ingin mencoba mengakhirinya. Ingin memolesnya menjadi lebih manis,walau nyatanya Sad Ending.Entah bagaimanapun caranya aku ingin membuatnya tetap Happy Ending.
Aku tahu Mas,walau hanya sebatas intuisiku saja,aku tahu aku yakin apapun itu  sampai rancugnya kata kata yang kutulis ini,aku ulangi aku tahu aku yakin bahwa kamu baca tulisanku,titik. Bagaimana tidak,sehari setelah aku posting tulisanku,broadcast yang kamu share, display picture akun bbm mu di lengkapi dengan PM mu yang semuanya tertuju pada salam perpisahan menanggapi tulisanku kemarin.
Ini memang seperti dongeng,cerita yang sedikit ku fiktifkan tetap saja kau faham isinya,kita pura pura saling tidak tahu,tapi seolah hati kita saling berbisik,aku sedikit kepedean,tapi entah geer tingkat apa aku bisa segila ini,tapi aku yakin. Tetap yakin.
Aku baca dalam dalam,aku mencoba memahami makna tiap kata yang tertera pada sebuah kalimat pada display picture akun bbmu.
“Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kau sebut dalam do’amu,mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam diam sering menyebut namamu dalam doanya”
Aku terus menatap layar handphoneku dengan mata sedikit berbinar,menahan mata yang mulai berkaca kaca sebelumnya. Dengan tanpa sadar aku tersenyum,ikhlas.
Aku faham apa yang kamu maksud,intinya walaupun tak kamu bicarakan,kamu begitu perhatian,sampai menasihatiku,mungkin agar sedih dan kecewaku sekedar saja. Pikirku padamu positif saat itu.
Aku tahu perjalanan di depan matamu yang masih misterius menjadi alasan kamu menanggapi salam perpisahanku. Entah dari alur yang mana kamu mulai berjalan,meninggalkan kenangan yang tak sengaja kamu ciptakan. Untuk melepaskannya bahkan mungkin aku maupun kamu tak pernah memikirkan hal itu. Kita,maksudku,aku,lebih senang membayangkan masa depan yang kita tak akan tau akhirnya,seperti hari ini,yang kita bayangkan kemarin adalah sebuah kemungkinan. Namun, tidak semua kemungkinan kemungkinan yang terjadi kita bayangkan. Pun saat ini,kita dan perpisahan adalah sebuah kemungkinan yang saat ini tak lagi menjadi kata mungkin yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Sebenarnya,aku tak ingin terus menerus membuat diagnosa tentang semua kemungkinan yang pernah terpikirkan olehku. Kamu,ceritamu dan hidupmu bukanlah bagian dari diriku,namun fikiranku selalu gagal memahami hal itu. Aku selalu saja ingin memaksakan untuk masuk dihidupku,walaupun duniamu sulit untuk kuselami.
Beberapa hari,minggu dan hampir sebulan kamu benar benar pergi,aku mulai menikmati hidupku. Tapi aku masih saja menjadi manusia yang biasa,atau mungkin bisa jadi lebih buruk. Aku masih berusaha mengakhiri cerita kita dengan baik,aku tak berusaha untuk melupakanmu,karna itu akan sebaliknya,semakin aku mencari cara untuk melupakanmu,semakin banyak pula cara aku mengingatmu,dan itu mengganggu fokusku. Sekarang aku lebih senang mencari kesibukan,menghabiskan waktu dengan bekerja,menulis,jajan,ngasuh,bernyanyi dan melakukan kesenangan kesenangan lainnya.
Aku selalu mencintai orang orang shalih,memang kamu ada satu dua hal  lain yang menjadi spesial,tapi selain dirimu orang orang shalih lainnyapun aku sangat cintai. Aku mencintai Rasulmu oleh karna itu aku mencintaimu ,orang orang sepertimu,yang sama sama mencintai  Rasulmu,Rasul kita.
Kalau banyak yang menulis kata kata “Cinta itu tak harus memiliki” aku sangat sepakat. Tak usah jauh jauh membayangkan “kamu” sebagai simbol cinta yang selalu kupikirkan. Cinta itu tak melulu tentang kamu,seperti kita ingin menangkap kupu kupu yang indah pastilah kita ingin mendapatkannya karena kita mencintainya,tapi kita akan lebih senang menyatakan kalau kita “menyukainya”. Kita tidak mungkin menangkap kupu kupu itu untuk kemudian kita bawa ke rumah lalu menemani hari hari kita kan? Karna kita tahu,kita tidak akan mampu menjaga dan merawat kupu kupu itu, kita tak akan pernah tega menyakiti yang kita cintai. Selalu ada cara yang terbaik untuk membuatnya selalu terjaga dan bahagia. Semisal melepaskan kupu kupu itu dan membiarkannya terbang bebas,ikhlas. Itu juga sebuah C I N T A.
Dan kamu,iya kamu. Aku tak akan pernah tega memilikimu dengan tergesa gesa atau terpaksa,cinta tak sebercanda itu. Kita harus tau bagaimana cara mencintai yang benar. Seperti pada kupu kupu,jika membiarkannya bebas bisa membuatnya bahagia dan lebih baik,kenapa tidak. Aku melepaskanmu,menutup perlahan harapan ku,melakukan banyak hal untuk tidak melulu memikirkanmu.
Jika kita memang sudah Allah pasangkan kita pasti akan bertemu,Qada dan Qadar Allah lebih dari apapun yang kita persepsikan. Dan kalaupun tidak,mungkin disini aku belajar mengikhlaskan dan memperbaiki caraku mencintai seseorang.