Jumat, 16 September 2016


Hujan dan masih tentang KAMU



“Oh Flo,kau tak tahu,terkadang,yang tak kita miliki bukanlah keberanian untuk melanjutkan hidup,melainkan kekhawatiran melepas kenangan.”
Adonis.Hlm21-Ambhyta
Kali kesekian disaat saat yang sama,ketika hujan aku selalu menutup novelku ketika menemukan kata yang membuatku berfikir tepatnya kata “Kenangan” yang kali ini ku temukan,sore di hujan deras hari jumat pada novelnya mbak Ambhyta Dhyaningrum.manis.
Aku terus mengerutkan keningku,kadang memang iya kita tak akan pernah bisa melepas kenangan,entah yang sudah diciptakan atau yang sedang kita ciptakan.
Kamu,dan rindu yang membasah bersama derasnya hujan menemani kegelisahanku,aku takut kalau suatu saat kali ke tiga aku harus mengalami lagi melepas kenangan tepatnya kali pertama pada kenangan yang sedang atau telah kita ciptakan. Ya,dua kali mengalami pahitnya melepas kenangan membuat hati dan pikiran tersiksa,ini berlebihan. Tapi begitulah.
Maka kali ini,denganmu,bang aku tak ingin megalami melepas kenangan kali ketiga. Aku ulangi,tak ingin.
Jika aku bisa menawar pada takdir,aku berharap seperti itu,denganmu yang ku ingin menciptakan kenangan kenangan yang akan kita bagi pada buah cinta kita,dan kali ini aku terlalu dewasa. Aku tak perduli.
Tapi tetap,Cinta yang kata banyak orang tak bisa kita rasionalkan membunuh diri kita sendiri,jika kita tak tepat memakainya.
Tentangmu,maaf sebenarnya aku belum punya alasan cukup bagaimana kamu bisa kucintai. Aku bilang padamu “Bukan alasan yang mendatangkan cinta,namun cinta yang menciptakan suatu alasan”
Pun,kenangan yang telah atau sedang kita ciptakan tumbuh bersama cinta yang masih belum bisa kujelaskan.
Hujan sudah mulai reda,namun rindu masih berderas,dan kamu dengan menyebalkan,siluet wajahmu masih menetap di imajinasiku.