Selasa, 19 November 2019

Episode L U P A (oke Qum! Remember!)

Oke, iya. Aku emang beda.
Di detik aku denger itu, aku nangis senangis nangisnya dong. Bukan karna rasa sakit sih, tapi karna pernyataan mamah yang emang bener.
Seketika aku langsung mikir banyak.

apa aku tak berhak punya mimpi bertualang ke tempat yang aku senangi? 

Apa aku tak berhak  berusaha menjadi manusia normal seperti yang lainnya? 

Apa aku tak berhak melakukan banyak hal seperti bnyak orang?

Aku lagi lagi jatuh. Dan futuur. Semangat ku bener2 dibawah rata rata. Perkataan mamah bener2 menjatuhkan aku.

Meski aku akhirnya tau itu adalah bentuk sayang nya mamah yang berlebihan,

Aku lupa, kalau dalam proses berdamai dengan diri sendiri ada poin menerima diri sebagai bentuk rasa syukur.

Aku lupa, syukurku bukan sebatas rasa terimakasih saja.

Aku lupa, bahwa aku juga mesti menerima diri. Menerima bahwa aku sudah Allah ambil sedikit nikmat kekutan kakinya, bahwa aku memang tidak lagi sama dengan teman lainnya, bahwa aku memang punya hip palsu yang sangat berbeda dengan ciptaan Allah.

Aku lupa semua itu.

Padahal, ketika aku menerima semua keadaan itu. Aku akan benar benar bersyukur akan banyak hal yang menjadi kelebihanku, bersyukur akan banyak hal yang tidak mesti dirubah dari pemberianNya tapi fungsinya masih terjaga, bersyukur akan apa apa yang masih banyak bisa kulakukan sedang orang belum mampu melakukannya.

Aku lupa, bahwa menerima adalah bentuk dari rasa syukur.

Setelah duahari lamanya aku terpuruk dan bangkit lagi, aku merasa qum sedikit lebih baik. Ditambah support sistem sepaket keluarga besar, sahabat, serta dorongan teman2 yang Allah kirim padaku mereka boosting terbaik dan alasan utama kenapa aku mesti tetap meneruskan jejak.

Belum juga selesai disini, di hari ke tiga aku ngerasain sakit yang banget, beberapa rekan kerja bertamu dan sedikit bercerita bagaimana aku menurut pandangan mereka.

Katanya, "widy itu kuat, widy hebat kita bahkan gak sadar kalau widy sakit, kalau widy punya kekuranganšŸ˜”"

Ah, tertipu banget mereka. Mereka gk tau gimana lemahnya aku šŸ¤£. At least... Aku bersyukur semua kuatku berasal dari Allah...

Dan terakhir, Aku lupa kalau aku punya kelebihan yang bahkan aku sendiri gak sadar itu kelebihan aku.

Dan itu, jadi senjata aku buat terus bangkit.

Ayo Qum! Remeber! You Can!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar